Tuesday, October 18, 2011

Pajak Rokok Tak Pengaruhi Perokok

KOMPAS.com – Menghentikan kebiasaan merokok memang bukan hal yang mudah. Sekalipun penetapan pajak rokok terus dinaikan, tampaknya hal itu tidak banyak berpengaruh bagi mereka yang sudah kecanduan.

Hasil penelitian di Kanada baru-baru ini menemukan bahwa, orang kaya dan dewasa berusia 25-44 tahun tidak terhalang oleh kebijakan pemerintah terhadap pemberlakuan pajak rokok. Mereka terus menghisap rokok sekalipun harga sudah dinaikkan.

Penelitian ini sebenarnya difokuskan pada dampak jangka panjang untuk para perokok berat dari kalangan menengah ke bawah. Ditemukan bahwa pajak yang tinggi mendorong mereka berpenghasilan rendah dan menengah untuk berhenti. Namun, kenaikan harga tidak serta merta berpengaruh dalam membujuk perokok kaya untuk berhenti, menurut para peneliti dari Concordia University di Montreal.

Di Amerika Serikat, pajak rokok dikenakan pada negara setiap bagian dan federal, di mana New York memiliki pajak rokok tertinggi dari semua negara bagian AS, yakni rata-rata 4,35 dollar AS per bungkus. Sementara itu, di Missouri harga rokok tercatat paling rendah yakni sekitar  0.17 dollar AS per bungkus.

"Secara keseluruhan, penerapan harga pajak rokok hanya berpengaruh kepada mereka yang berasal dari kalangan kelompok sosial rendah. Sedangkan mereka yang memiliki status sosial lebih tinggi tidak berpengaruh," kata peneliti Mesbah Sharaf.

"Jika ada peningkatan 10 persen dalam pajak, maka partisipasi merokok akan turun sekitar 2,3 persen," tambah Sharaf.

Setelah memeriksa data dari Survei Kesehatan Penduduk Nasional yang diselenggarakan pada tahun 1998-1999 dan 2008- 2009, para peneliti menganalisis tiga usia kelompok perokok harian (12-24 tahun, 25-44 tahun, dan 45-65 tahun).

Temuan menunjukkan bahwa, dari tiga kelompok usia tersebut, mereka yang berusia 25-44 tahun masih terus merokok bahkan ketika dihadapkan dengan pajak rokok yang tinggi.

Studi ini juga menemukan bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan mencapai sarjana memiliki kecenderungan untuk tidak merokok dibandingkan mereka yang tidak menyelesaikan sekolah tinggi.

"Persentase terendah perokok dapat ditemukan di antara wanita yang sudah menikah, lebih tua, dengan penghasilan tinggi dan pendidikan yang lebih tinggi," kata peneliti Ahad Azagba.


http://health.kompas.com/read/2011/07/18/16342216/Pajak.Rokok.Tak.Pengaruhi.Perokok.

No comments:

Post a Comment