Sunday, October 23, 2011

Klinik Berhenti Merokok Sepi Peminat

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Klinik berhenti merokok yang dibuka di Kompleks Balaikota Yogyakarta sejak 1,5 bulan lalu masih sepi pengunjung. Kesadaran para perokok di kalangan pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta untuk memanfaatkan klinik tersebut dinilai masih kurang.

Klinik yang diresmikan saat peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei lalu hingga kemarin baru dikunjungi tujuh pasien. Itu pun, hanya dua orang yang berstatus perokok aktif. Lima orang sisanya merupakan perokok pasif dan mantan perokok.

"Sering kali setiap buka tidak ada yang berkunjung sama sekali. Paling-paling pegawai hanya mampir dan menyapa saja," kata Adi Luhung Prakoso, asisten konsultan klinik, yang beroperasi setiap Selasa dan Jumat pukul 11.00-14.00 tersebut, Jumat (16/7/2010).

Ketujuh orang yang pernah berkonsultasi itu pun belum kembali lagi untuk mengikuti konsultasi lanjutan. Padahal, terutama bagi perokok aktif, tak cukup hanya sekali berkonsultasi berdurasi 15-30 menit kemudian langsung berhenti merokok. "Idealnya, mereka harus terus konsultasi hingga benar-benar berhenti merokok," katanya.

Namun, sepinya klinik itu diakui Adi menjadi tantangan yang wajar dialami. Pasalnya, tak mudah untuk menggugah para perokok yang telah kecanduan sekian lama untuk berhenti dan mengikuti konsultasi tersebut. Kesadaran dan niat berhenti harus datang dari si perokok itu sendiri, tak bisa dipaksakan.


http://health.kompas.com/read/2010/07/16/18313366/Klinik.Berhenti.Merokok.Sepi.Peminat

No comments:

Post a Comment